Foto Jadul Kawasan di DKI Jakarta--1800 sampe 1960an ^_^ coba jakarte sekarang kayak gini yee.. :)

 1880-Salemba
 1929-Stasiun Kota
 1965-Pancoran
 1929-Kawasan Pancoran
 1875-Istana Negara
 1876-Kalibesar
 1937-Kalibesar
 1935-Lapangan Banteng-Gereja Kategral
 1948-Hayam Wuruk
 1949-Jl.Diponegoro
 1950-Jl.Merdeka Barat-Thamrin
 1950-Jl.BalikPapan
 1950-Jl.GajahMada
 1954-Jl.Harmoni
 1955-Jatinegara
 1955-Jl.KramatRaya

 1955-Tanah Abang
 1955-Menteng Raya-Obama masih disini ni...hee
 1965-Thamrin
 1950-T.Priuk
1948-G.Kesenian
 1872-Glodok
 1876-Harmoni
 1937-Harmoni--"Perbedaan nye langsung Jauh yee ni harmoni.."

Kenapa Kamu Mencari Kantor Polisi

“Kenapa kamu mencuri tape mobil?” tanya polisi kepada Salim, ketika dia diperiksa di kantor polisi.
“Saya terpaksa melakukannya, Pak,” jawab Salim.
“Terpaksa bagaimana?” tanya Pak polisi.
“Dari pagi saya ada perlu ke kantor polisi, tapi tidak ketemu, lalu saya tanya ke teman, ee ee.. dia jg ga tau dimana kantor polidi. Ya sudah… supaya sampai ke kantor polisi, saya terpaksa maling tape di mobil. Buktinya sekarang saya bisa sampai ke kantor polisi ini.”
“Terus, kenapa kamu mencari kantor polisi segala?”
“Itu, Pak… mau membuat… Surat Keterangan Kelakuan Baik”

Alasan Kepulangan Obama Dari Indonesia

Setelah tertunda 2 kali, Presiden Obama akhirnya bertandang ke Indonesia. Sayangnya beliau hanya 20 jam berada di Indonesia. Publik jadi bertanya-tanya kenapa Presiden Obama harus pulang secepat itu.
Dalam wawancara khusus dengan CNN, Presiden Obama akhirnya menyampaikan alasannya: Bahwa sebagai orang yang pernah tinggal di Indonesia, beliau sangat paham dengan aturan di Indonesia. Jika berkunjung lebih dari 1×24 jam, maka Presiden Obama wajib melapor ke RT/RW setempat.

Salim dan Ibu Muda

Si Salim naik busway dan duduk disebelah ibu muda cantik dan sexy.
Kebetulan ibu muda itu baru mulai hendak menyusui bayinya.
Tapi ketika si ibu muda hendak menyusui, si bayi menolaknya..
Si ibu muda berkata ” ayo sayang diminum, entar mama kasih sama om yg disebelah loh”…
Sepuluh menit kemudian bayi masih saja tidak mau minum asi.
Si ibu muda membujuk lagi “ayo dong sayang diminum susunya… nanti mama kasih om yg disebelah beneran loh…”
Tiba2 si Salim bicara kepada si ibu muda ” Dengar ya mbak..tolong mbak cepat ambil keputusan.. Saya mestinya sudah turun di 4 halte sebelumnya..”

Berikan Saya Ciuman Terakhirmu

Seorang preman berwajah garang sedang mengendarai motor Harleynya, ketika melewati seorang gadis cantik bergaun panjang yg sedang berdiri di atas jembatan layang.
Ia menghentikan motornya dan bertanya : “apa yg sedang kamu lakukan ?”
Jawab sang Gadis :”saya ingin bunuh diri”
Mengambil kesempatan ini sang preman berkata :”kalau begitu sebelum kamu melompat, berikan saya ciumanmu yg terakhir”
Sang gadis pun menciumnya. Setelah ciuman berakhir, sang preman dengan wajah berseri-seri berkata: “mengapa kamu ingin bunuh diri ? Ciumanmu begitu panas dan menggairahkan. Pasti banyak lelaki yg akan tergila-gila dengan ciumanmu ini”
Dengan sedih sang gadis menjawab : “saya ingin bunuh diri karena orangtua dan keluarga saya menentang saya berpakaian dan berdandan seperti wanita”

Kenapa Saya Ditilang Pak?

Pada awal pembicaraan ketika seorang pria ditilang oleh pak polisi :
“Apa salah saya Pak? Saya pake helm, pake jaket, punya SIM, STNK bawa, kenapa saya di tilang ?”
Polisi menjawab dengan enteng :
“Sebel aja gw liat lo… muter2 pake jaket dan pake helm tapi nggak pake motor”

Pintu Yang Selalu Terbuka

Pada Minggu sore yang cerah, dua orang pemuda RT melakukan kunjungan dari pintu ke pintu untuk pengumpulan dana bantuan kemanusiaan. Ketika mereka mengetuk satu pintu, dan melihat bahwa wanita yang membuka pintu tidak senang melihat mereka.
Wanita itu mengatakan kepada mereka dengan tegas bahwa ia tidak ingin membantu apa-apa, dan sebelum mereka bisa berkata apa-apa lagi, dia membanting pintu di depan mereka. Yang mengejutkan, pintu tidak menutup, bahkan kembali terbuka. Wanita itu mencoba lagi, benar-benar mendorong pintu itu, dan membanting lagi dengan hasil yang sama, pintu kembali terbuka.
Wanita itu yakin bahwa orang-orang muda itu mengganjal pintu dengan kaki mereka, dan kali ini ia mengumpulkan tenaga yang sangat besar untuk membanting pintu itu dengan sangat kuat. Saat itu, salah satu dari mereka berkata dengan tenang,
“Bu, sebelum Anda melakukannya lagi, Anda harus memindahkan kucing Anda terlebih dahulu.”

Siapa Itu Thomas Alfa Edison?

Bu guru: “Andi..! coba kamu jawab, siapa itu Thomas Alfa Edison..?”
Andi: “Tidak tau bu guru…”.
Bu guru: “Kalo James Watt, siapa dia..?”
Andi: “Ndak tau juga bu guru..”
Bu guru: “Andi! Bagaimana sih kamu ini? ditanya ini itu pasti jawab tidak tau… Tidak pernah belajar ya?”
Andi: “Belajar kok bu guru… Lah coba Andi tanya, bu guru tau ndak siapa Arifin Widodo..?”
Bu guru: “Tidak tau…”
Andi: “Kalau Bambang Setiono Ibu tau?”
Bu guru: “Tidak tau… Emang siapa mereka itu..?”
Andi: “Yaa itulah Bu…, kita khan pasti punya kenalan sendiri-sendiri..”

Janji kakek!

Apa kalian masih memiliki seorang kakek? Yah, kakek yang sangat dekat denganmu. Pasti ada kan? Seperti yang dimiliki Nelli, gadis SMU yang memiliki salah satu sifat egois. Ia selalu membuat masalah disekolahnya karena ia salah satu murid yang terkenal bandel, hanya orang-orang tertentu saja yang mau berteman dengannya. Tapi dibalik semua sifat berandalnya, ia adalah gadis yang lembut dan selalu menolong yang lemah. Itu semua berkat kakeknya, Nelli sangat menyayangi kakeknya itu.
“kakeeek! Nelli berangkat dulu, kakek jangan lupa minum obatnya ya!” teriak Nelli dari luar rumah.
“Nelliii! Sudah berapa kali ibu bilang jangan pernah teriak-teriak di depan rumah!” bentak ibu Nelli, sedangkan Nelli Cuma bisa nyengir iseng kemudian berbalik kabur bersama teman-teman se-gengnya.
“cieee… yang perhatian banget sama kakeknya…! Gak biasanya begitu baiiik…!” ledek teman-temannya.
“apaan sih! Habis Cuma kakek satu-satunya orang yang percaya sama orang kaya aku. Aku kan jadi kaya gini gara-gara gak tahan sama kedua orangtuaku yang selalu menekanku menjadi sesuatu yang lebih baik, pada kenyataannya aku kan ancur. Aku bakalan trus jadi kaya gini sampe ortuku sadar aku gak suka digituin.” Tekad Nelli yakin.
“cieee…. Yang ngomongnya pake aku… nyampe sekolah nanti bahasanya langsung berubah kaya cecirit…” ledek teman-teman Nelli lagi.
“apa sih! Kalian emang Cuma bisanya ngeledek doang!” kata Nelli kesal.
“sorry, bro! kami ngerti kok, tenang aja!” kata Mira salah satu teman se-gengnya.
“kalian juga sih… Nelli kan punya niat baik, harus didukung bukan diledek.” Kata Nina, teman se-geng Nelli yang paling kalem dan selalu jadi juara kelas di angkatannya.
“niat baik Nelli terlalu baik untuk orang kaya Nelli.” Kata Mika dan Yuka setengah meledek.
“Kaliaaaan…!” Nelli mencekik kedua temannya itu.
“ampun, ampun…. Nona Nelli hyang bae hati… awww…” kata Mika dan Yuka meminta ampun. Mira dan Nina tertawa melihat mereka bertiga.
“NELLI! LAGI-LAGI KAMU TERLAMBAT!” kata sebuah suara yang sangat tidak disukai oleh Nelli.
“Hah! Bapak ngaco! Saya justru datang lebih cepet 5 menit sebelum bel. Padahal saya bela-belain bangun lebih pagi buat datang kesini. Tapi bapak malah bilang terlambat?! Bapak gila ya?” kata Nelli berusaha menjaga kesopanannya didepan pak dian, biar gak kena hukum lagi.
“bukankah kamu kemarin janjinya datang jam setengah 7?” koreksi pak Dian.
“ta, tapikan datang jam segini seharusnya jadi perkembangan bagus. Bapak ngerti gak sih?” kata Nelli membantah.
“bapak gak ngerti sebelum kamu lari keliling lapangan 10 kali dan berdiri ditengah lapangan sampe jam pelajaran pertama selesai. Itu hukuman karena tidak menepati janji dan tidak membuat pr yang bapak berikan kemarin.” Kata pak Dian santai.
“pr? Darimana bapak tahu aku belum bikin pr? Bapak jangan asal nuduh dulu dong…”
“kalau begitu mana pr kamu kalau kamu memang sudah mengerjakannya.”
“ah, ketinggalan dirumah! Iya ketinggalan di rumah…”
“biar bapak telfon ibumu untuk membawakan prmu kesini.” Kata pak Dian sambil mengeluarkan hp-nya.
“jangan pak! Iya, saya ngaku belum bikin pr. Tapi jangan telpon ibu saya pak, bisa-bisa uang jajan saya dikurangin.”
“kalau gitu…” pak Dian menunjuk kearah lapangan sekolah yang luasnya hampir seluas lapangan sepak bola di Bung Karno.
“iya…” kata Nelli lemas.
“yang semangat ya!” kata Mika meledek Nelli, ia memang suka ngerjain Nelli yang mukanya lumayan baby fest.
“ok, kalian bertiga cepetan masuk kelas.” Perintah pak Duta pada Mika, Yuka, Mira, dan Nina.
“ok, sir!” kata mereka bersamaan. Ketiga teman Nellipun langsung pergi ke kelas mereka masing-masing. Pak Duta tetap berada di lapangan sambil terus memperhatikan Nelli agar ia tidak kabur saat pak Duta tidak ada disana.
Tanpa sepengetahuan Nelli, semua murid kelas Nelli sedang memperhatikannya dari dalam kelas. Hampir 1 kelas itu tidak menyukai Nelli, walaupun tidak semuanya sih.
“hahaha… dia kena hukum lagi…! Biar tau rasa tuh anak gara-gara sering ngerjain kita.” Kta salah seorang murid kelas 2-3 yang sangat benci dengan Nelli karena pernah dikalahkan Nelli dalam adu olahraga. Semuanya mengiyakan, mereka semua setuju dengan perkataan anak itu.

Akhirnya Nelli berhasil melakukan semua perintah pak Duta dengan baik. Ia diperbolehkan ke kelas saat bel pelajaran kedua berbunyi.

“akhirnya… selesai juga…” kata Nelli saat ia memasuki kelas. Semua menatap Nelli sinis, ditatap seperti itu jelas Nelli marah.
“apa liat-liat?! Nantang lo!” tantang Nelli. Semua teman seekelasnya sudah tidak tahan dengan sikap Nelli. Akhirnya semua berdiri mengarah ke Nelli.
“ya! Kami sudah muak diperlakukan seenaknya olehmu! Kami ladeni tantanganmu!”
“ok! Sapa takut!” semua bersiap berantem dan disaat yang sama seorang guru datang memanggil Nelli.
“ibu apa-apaan sih manggil-manggil? Gak liat apa kalo lagi serius.” Kata Nelli kesal.
“tadi ada telpon dari ibumu. Katanya................ kakekmu meninggal... Sekarang kamu harus bersiap pulang." Mendengar itu Nelli refleks mendekati guru itu.
“yang bener bu?!” Tanya Nelli gak percaya. Guru itu hanya diam.
“padahal kemarin kakek janji tidak akan pernah meninggalkanku sebelum ia melihatku berhasil mencapai cita-citaku.” Melihat perubahan mimik Nelli yang menjadi sedih, semua teman-temannya merasa seperti bukan melihat Nelli yang biasanya. mereka merasa Nelli seperti gadis biasa lainnya, saat itu Nelli terlihat sangat lembut.
“aku akan pulang sekarang juga!” kata Nelli tiba-tiba. Ia mengambil tas dan segera berlari keluar kelas. Kebetulan sekali ketiga teman se-gengnya itu sedang diluar kelas, melihat Nelli berlari kencang keluar dari kelasnya, mereka bertiga merasa aneh. Mereka bertiga pun mendatangi kelas 2-3 untuk menanyakan apa yang terjadi dengan Nelli.

Sampai dirumah….
Nelli melihat kakeknya sudah terbaring ditutupi kain kavan dan dikelilingi keluarganya. Nelli mendekati kakeknya itu perlahan-lahan, ia tidak percaya kakeknya sudah meninggal.
“KAKEEEK!” Nelli menangis sekencang-kencangnya, ia memeluk kakeknya itu dengan penuh kasih sayang. Ia tidak percaya berpisah dengan kakeknya secepat ini.

Esoknya….
Kakeknya dimakamkan, semua keluarga dan para tetangga berkumpul disana. Nelli menatapi kuburan kakeknya dalam-dalam. Tak lama setelah itu, mereka semua pulang kerumahnya masing-masing. Hanya Nelli yang masih tetap berada disana sampai ibu menariknya pergi.

Di depan gerbang, Nelli melihat teman-teman sekelasnya berkumpul disana bersama ketiga teman se-gengnya.
“ada apa?” Tanya Nelli lesu.
“hem… begini… kami mau minta maaf sama soal perkataan kami kemarin. Kami sudah mendengar semuanya dari mereka bertiga. Maafkan kami karena kami hanya melihat kamu dari penampilan luarnya saja, kami juga berjanji akan membantumu menggantikan kakekmu mengejar cita-citamu…” kata mereka tulus. Mendengar itu, Nelli merasa amat sangat senang.
“terima kasih… terima kasih teman-teman…” kata Nelli memeluk semua teman-temannya itu bergantian. Ibu Nelli sangat terharu melihatnya.
“ngomong-ngomong… apa cita-citamu?” Tanya Nina tiba-tiba. Nelli tersenyum yakin.
“aku… ingin menjadi dokter! Agar aku bisa menyelamatkan banyak orang! Itu janjiku pada kakek.” kata nelli yakin.

Ujian Susulan 4 Mahasiswa

Ada 4 orang mahasiswa yang kebetulan telat ikut ujian semester karena bangun kesiangan.
Mereka lantas menyusun strategi untuk kompak kasih alasan yang sama agar dosen mereka berbaik hati memberi ujian susulan.
Mahasiswa A: pak, maaf kami telat ikut ujian semester
mahasiswa B: iya pak. Kami berempat naik angkot yg sama dan ban angkotnya meletus.
Mahasiswa C: iya kami kasihan sama supirnya. Jadinya kami bantu dia pasang ban baru.
mahasiswa D: oleh karena itu kami mohon kebaikan hati bapak untuk kami mengikuti ujian susulan.
Sang dosen berpikir sejenak dan akhirnya memperbolehkan mereka ikut ujian susulan.
Keesokan hari ujian susulan dilaksanakan, tapi keempat mahasiswa diminta mengerjakan ujian di 4 ruangan yg berbeda. “Ah, mungkin biar tidak menyontek,” pikir para mahasiswa. Ternyata ujiannya cuma ada 2 soal. Dengan ketentuan mereka baru diperbolehkan melihat dan mengerjakan soal kedua setelah selesai mengerjakan soal pertama.
Soal pertama sangat mudah dengan bobot nilai 10. Keempat mahasiswa mengerjakan dengan senyum senyum.
Giliran membaca soal kedua dengan bobot nilai 90. Keringat dingin pun mulai bercucuran.
Di soal kedua tertulis:
“Kemarin, ban angkot sebelah mana yang meletus?”

Dua Orang Pengembara dan Seekor Beruang

 Aesop


Dua orang berjalan mengembara bersama-sama melalui sebuah hutan yang lebat. Saat itu tiba-tiba seekor beruang yang sangat besar keluar dari semak-semak di dekat mereka.
Salah satu pengembara, hanya memikirkan keselamatannya dan tidak menghiraukan temannya, memanjat ke sebuah pohon yang berada dekat dengannya.
Pengembara yang lain, merasa tidak dapat melawan beruang yang sangat besar itu sendirian, melemparkan dirinya ke tanah dan berbaring diam-diam, seolah-olah dia telah meninggal. Dia sering mendengar bahwa beruang tidak akan menyentuh hewan atau orang yang telah meninggal.
Temannya yang berada di pohon tidak berbuat apa-apa untuk menolong temannya yang berbaring. Entah hal ini benar atau tidak, beruang itu sejenak mengendus-endus di dekat kepalanya, dan kelihatannya puas bahwa korbannya telah meninggal, beruang tersebutpun berjalan pergi.
Pengembara yang berada di atas pohon kemudian turun dari persembunyiannya.
"Kelihatannya seolah-olah beruang itu membisikkan sesuatu di telingamu," katanya. "Apa yang di katakan oleh beruang itu"
"Beruang itu berkata," kata pengembara yang berbaring tadi, "Tidak bijaksana berjalan bersama-sama dan berteman dengan seseorang yang membiarkan dan tidak menghiraukan temannya yang berada dalam bahaya."
Kemalangan dapat menguji sebuah persahabatan.

Anjing dan Bayangannya


Seekor anjing yang mendapatkan sebuah tulang dari seseorang, berlari-lari pulang ke rumahnya secepat mungkin dengan senang hati. Ketika dia melewati sebuah jembatan yang sangat kecil, dia menunduk ke bawah dan melihat bayangan dirinya terpantul dari air di bawah jembatan itu. Anjing yang serakah ini mengira dirinya melihat seekor anjing lain membawa sebuah tulang yang lebih besar dari miliknya.
Bila saja dia berhenti untuk berpikir, dia akan tahu bahwa itu hanyalah bayangannya. Tetapi anjing itu tidak berpikir apa-apa dan malah menjatuhkan tulang yang dibawanya dan langsung melompat ke dalam sungai. Anjing serakah tersebut akhirnya dengan susah payah berenang menuju ke tepi sungai. Saat dia selamat tiba di tepi sungai, dia hanya bisa berdiri termenung dan sedih karena tulang yang di bawanya malah hilang, dia kemudian menyesali apa yang terjadi dan menyadari betapa bodohnya dirinya.
Sangatlah bodoh memiliki sifat yang serakah

Kerbau dan Kambing

Aesop

Seekor kerbau jantan berhasil lolos dari serangan seekor singa dengan cara memasuki sebuah gua dimana gua tersebut sering digunakan oleh kumpulan kambing sebagai tempat berteduh dan menginap saat malam tiba ataupun saat cuaca sedang memburuk. Saat itu hanya satu kambing jantan yang ada di dalam gua tersebut. Saat kerbau masuk kedalam gua, kambing jantan itu menundukkan kepalanya, berlari untuk menabrak kerbau tersebut dengan tanduknya agar kerbau jantan itu keluar dari gua dan dimangsa oleh sang Singa. Kerbau itu hanya tinggal diam melihat tingkah laku sang Kambing. Sedang diluar sana, sang Singa berkeliaran di muka gua mencari mangsanya.
Lalu sang kerbau berkata kepada sang kambing, "Jangan berpikir bahwa saya akan menyerah dan diam saja melihat tingkah lakumu yang pengecut karena saya merasa takut kepadamu. Saat singa itu pergi, saya akan memberi kamu pelajaran yang tidak akan pernah kamu lupakan."
Sangatlah jahat, mengambil keuntungan dari kemalangan orang lain.